Kamis, 17 November 2011

inilah hidup,the real life


Teringat dengan beberapa baris kata yang sering sekali terekam di dalam kepala,
“Tak perlu menuntut yang sempurna, dan mempersulit keadaan yang sebenarnya sederhana. Sebab padamu juga kelemahan itu selalu ada. Yang benar adalah sempurnakanlah niat awal kita, jika ia penuh berkah dan ridha dari-Nya, maka titik kemuliaan menjadi seorang manusia, Insya Allah akan dimudahkan oleh Allah untuk ada dalam diri kita”
Ada juga sebuah selentingan yang cukup “menggigit”,
“Semakin banyak kriteria, semakin banyak syarat, semakin banyak keinginan.. maka bersiap-siaplah kecewa. Apa penyebabnya ? karena bisa jadi yang diharapkan tak seindah realita, yang disyaratkan tak sempurna dalam lakunya. Maka berharap menemukan seseorang dalam kesempurnaan hanya membuat yang sederhana menjadi rumit dan tak mudah untuk dicerna”
Tentang penggalan kalimat kedua di atas. saya (lagi-lagi) teringat buku Serial Cinta-nya Anis Matta, di topik “Mengelola Ketidaksempurnaan”
“Apa lagi ketampanan yang tersisa di dunia ini ketika telah dibagi habis kepada Nabi Muhammad SAW, dan Yusuf AS. Dan kecantikan yang telah disempurnakan kepada Sarah istri Ibrahim AS dan Khadijah RA Istri Rasulullah. Hingga pesona kebajikan pun telah direnggut habis oleh Utsman bin Affan dan keluruhan budi telah dimiliki secara purna oleh Aisyah RA”
Lalu apa yang tersisa bagi kita manusia? Kita hanya terbagi sedikit (kalaupun ada) keshalihan-keshalihan para salafushalih yang telah hidup dalam cinta pada-Nya secara sempurna. Maka mengharap sebuah kesempurnaan pada seseorang, apalagi ukurannya adalah cantik, kaya, punya kedudukan, juga sangat shalih tanpa cela. Maka bersiap-siaplah kecewa serta bersiap-siaplah untuk terpasung dalam kerumitan. karena mencari satu dari sekian banyak pasangan jiwa dengan kriteria di atas, tak lebih hanya menyulitkan keadaan dan memperkecil kesempatan.
Tapi ini soal SELERA? Ini soal pasangan jiwa yang akan kita punya seumur hidup kita? Kalau kita tak CINTA, kita tak TERTARIK.. bisa kacau akhirnya?
Karena jawaban-jawaban inilah. Kita tengok saja hati-hati kita. Sebab jika NIAT Lillahi Ta’ala, maka kemuliaan pernikahan akan sangat jauh kedekatannya dengan nilai-nilai DUNIA. Ia hanya lekat dengan sebuah tujuan sederhana, “Menikah untuk membuatku lebih cinta pada-Nya, lebih tenteram beribadah kepada-Nya, menjaga kehormatan dan farj-ku dari kemaksiatan, dan menyempurnakan agamaku dan agamanya agar jauh lebih menghamba”. Jika ini terpasung kuat di dalam diri. Maka tambahan kriteria-kriteria lain yang lebih terkesan dunia, Insya Allah akan mulai mudah hilang dalam hitungan waktu yang berikutnya.
Sebagai kalimat penutup, saya ingin menuliskan barisan kalimat sederhana berikut :
“Ukurlah diri.. Berkacalah sedetail mungkin. Karena bisa saja CELA itu jauh lebih banyak dibanding kriteria yang telah diinginkan. Maka tanyalah pada hati yang jernih agar bisa memberi fatwa. Manakah patokan yang harus kau pakai. Jangan sampai hanya ukuran dunia yang menjadi tujuan kita”
Allahu’alam Bishawab

#pembelajaran untuk saya pribadi sebenarnya, bahwa kita boleh menentukan kriteria tertentu tapi sebelum menentukan kriteria tersebut,bercerminlah dulu,apakah kita sudah pantas mendapatkan yang kita impikan...
tapi tetap berusaha mendapatkan yang terbaik, yang ada sekarang jalani, jangan terpaku
semangat memperbaiki diri,just for ALLAH.  biar Allah yang merancang skenario terbaik untuk kita, ^__^

Rabu, 02 November 2011

galau tengah malam


Tau ga teman,jaga hati tu susah lho...
baru di "sentil" sedikit aja dah galau..
#apaseeeeeeehh...

saya akhwat teman,,,,
A-K-H-W-A-T....
ga ngerti apa ya 
sebel da ma diri sendiri,,mudah ajah galau


jadi inget teman apa kata ust,salim a fillah ,,,dalam bukunya Barakkalahu Bahagianya merayakan cinta,,
pada suatu acara beliau menyampaikan ayat yang berbunyi:
" Wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor , dan laki laki yang kotor hanyalah untuk wnita yang kotor. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik hanyalah untuk wanita yang baik...."
(An-nuur: 26)

 trus yang salah apa?
gini kata pak ust.salim kebanyakan kita masih berbasis objek,yakni "dia".
misalnya gini..ada salah satu temen ku juga yang ya bisa dibilang sama lah kasusnya,Jadi si akhwat A (sebutlah begitu) sedang mengagumi ikhwan B (sebutlah juga begitu)..akhwat A ini,ingin sekali bisa minimal membuat simpati dari si Ikhwan B.. caranya klasik,,dengan memperbaiki diri,,just simple ,right??
but,, inilah kesalahannya,,,sejatinya memperbaiki diri hanyalah karna Allah semata,Dzat Yang Maha Agung. bukan karena "dia".
Disinilah ust,salim menggarisbawahi ulang, bahwa perbaikan diri harus berbasis subjek bukan objek,,,jadi perbaikan diri bukan untuk "dia" TAPI "saya".
pak ustad kembali melanjutkan ,,tak peduli ada tidak adanya "dia" ."saya" harus memperbaiki diri.

Yah begitulah,sesuatu hal yng berkaitan dengan cinta emang ruwet,,tapi knapa harus di ruwet ruwetin,,toh kalo akhirnya bisa di selaraskan dengan kehidupan kita yng memang g mulus mulus amat kaya jalan tol juga, akan menambah beban pikiran ajah,

Yang penting sekaranng bagaimana cara kita mengisi kehidupan ini dengan sesuatu yang bermanfaat "fastabiqul khoirot" lh intinya ,mau gitu hidupnya hanya diisi dengan cinta semu,berkeluh kesah,, "kenapa si A gini sih, si B nyuekin aq, Si C labil ga suka.." dan bla bla bla,,,(*gajebo gua,,,apalhoooo)

Insyaallah masih banyak tugas kita ,baik untuk diri sendiri, keluarga ,ataupun masyarakat,,

"Dan hendaklah ada diantaramu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan , menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar ,merekalah orang-orang yang beruntung " ( Al Imron :104)

Mudah mudahan dengan ayat yang terakhir tadi bisa memotivasi terutama untuk saya pribdi,(*dalem banged)
ya sudahlah,,galau tengah malemnya,,berhubung dh menginjak sepertiga malam,,sebelum tidur,,yuk bareng bareng Qiyamul lail dulu,,,

wassalamualaikum,,,,


Selasa, 01 November 2011

batik tulis tegal,,cantik cantik deh ^_^

Batik merupakan salah satu kerajinan yang berada di lingkungan masyarakat Tegal. Kegiatan tersebut telah berlangsung secara turun menurun dengan segala perkembangannya. Keberadaan batik Tegal masih memungkinkan untuk dikembangkan dalam kapasitasnya sebagai barang dagangan meskipun harus bersaing dengan industri tekstil yang semakin marak dengan berbagai pilihan corak dan warna yang menggiurkan. Sentra kerajinan batik terdapat di beberapan kecamatan yang masing – masing desa mempunyai kekhasan pada proses maupun warna


nah kalo mau liat gambar motif dari btik tegal ini,,,bisa qo dilihat,,,hayu atuh mampir silhkan silahkan ^_^